WORKSHOP PANDANGAN PEREMPUAN MENGENAI ASSISTED VAGINAL BIRTH (PERSALINAN PER-VAGINAM DENGAN TINDAKAN) WHO

WORKSHOP PANDANGAN PEREMPUAN MENGENAI ASSISTED VAGINAL BIRTH (PERSALINAN PER-VAGINAM DENGAN TINDAKAN) WHO

  • Rabu, 11 Mei 2022
  • Admin
WORKSHOP  PANDANGAN PEREMPUAN MENGENAI  ASSISTED VAGINAL BIRTH  (PERSALINAN PER-VAGINAM DENGAN TINDAKAN) WHO

Foto dari kiri Betran Lazaga, Ana Pilar (WHO), Evi Hasnita (Rektor Universitas Fort De Kock/ Pita Putih Indonesia), Zhang Jing (Nursing School at Hangzhou Normal University, China), Lucia Fernandes (Moderator, WHO), Qian Long (Global Health Research Center, Duke Kunshan University,China), Myriam de Loenzim (Peneliti, Vietnam), Arantzacoullaut (WHO), Hoang Trang (Vietnam), Indie kaur (Fernandes Foundation,India), Junice L.D Melgar (Likhaan Center From Womens Health, Philippines), Ellen OKeeffe (Maternal Health Matters, Australia)

Hari Selasa tanggal 10 Mei 2022, Ibu Dr. Evi Hasnita, S.Pd Ns, M.Kes (Rektor Universitas Fort De Kock Bukittinggi/Ketua Pita Putih Indonesia Cabang Bukittinggi) sebagai perwakilan dari PPI telah berpartispasi dalam workshop yang diadakan oleh WHO tentang AVB (Assited Vaginal Birth). Kegiatan Workshop dilakukan dengan diskusi, brain storming, mengeksplorasi serta memaparkan beberapa pandangan perempuan berdasarkan format pertanyaan penelitian yang telah diberikan oleh WHO terkait pertolongan persalinan dengan tindakan yang dibantu vacum dan forsep dari berbagai negara di Dunia. Kegiatan diskusi berlangsung dengan zoom yang diikuti dari beberapa negara seperti Cina, Vietnam, Philipina, India, Australia serta Indonesia.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pertemuan yang telah dilakukan pada awal bulan Desember 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia- WHO di Jenewa, Swiss, yang menghasilkan pertanyaan-pertanyan penelitian yang terkait dengan pertolongan persalinan per-vaginam dengan tindakan (vakum atau forsep) yang dihadiri oleh para ahli dari seluruh dunia.

Berdasarkan hasil diskusi didapatkan hasil bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan persalinan yaitu pengetahuan, Pendidikan, dukungan keluarga, budaya, kepercayaan dan sosial ekonomi. Dan untuk jumlah persalinan dengan menggunakan vakum atau forcep mengalami penurunan, serta pemilihan persalinan dengan metode Sectio Caesaria semakin meningkat. Terjadi perubahan paradigma dan persepsi masyarakat dari persalinan pervaginam ke transabdominal (SC).

Seperti yang diketahui, persalinan pervaginam yang dibantu dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena komplikasi yang ditimbulkan lebih sedikit dibandingkan dengan persalinan dengan metode operasi, akan tetapi untuk pelaksanaan pertolongan persalinan dengan metode AVB ini diperlukan tenaga Kesehatan yang terlatih dengan sarana prasarana yang memadai sesuai dengan standar. Dibutuhkan upaya untuk kembali untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap pertolongan persalinan ini, diperlukan kegiatan promosi kesehatan kepada petugas dan masyarakat terutama Ibu masa reproduktif tentang AVB dan adanya pelatihan bagi petugas kesehatan untuk kompetensi AVB, serta diperlukan sarana prasanan yang memadai yang menunjang tindakan AVB ini.

Disamping hal tersebut diatas, regulasi/kebijakan akan tindakan AVB ini sangat diperlukan untuk legalitas pelayanan kebidanan kepada Ibu, tentunya pemerintah harus memperhatikan hal ini agar kedepan angka kematian Ibu dapat menurun.

Langkah selanjutnya menurut ibu Evi Hasnita, kedepan akan melakukan penelitian untuk melengkapi data-data untuk Indonesia dari hasil riset dan juga riset -riset yang dilakukan oleh Universitas Fort De Kock untuk kepentingan perbaikan kebijakan dalam menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi.


Tinggalkan Komentar





BERITA LAINNYA